Pembuatan Biopori
Cara Membuat Lubang
Resapan Biopori
Untuk
pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB) sebenarnya sangatlah mudah. Selain tidak
membutuhkan biaya banyak juga tidak banyak makan tempat. Bahkan masyarakat
luas, dapat membuat LRB ini di rumahnya masing-masing.
Fungsi
LRB itu sangat banyak, antara lain adalah untuk resapan air, pembuatan
komposting, pemutusan perkembangbiakan jentik nyamuk demam berdarah dan
sebagainya.
Adalah
Kamir R Brata, penemu pertama kali pembuatan LRB tersebut. Kini ia ingin
menularkan ilmunya itu pada seluruh murid sekolah di DKI Jakarta. Selanjutnya
ia berharap, dengan LRB maka Jakarta akan semakin ramah dengan lingkungan.
Menurutnya,
LRB adalah lubang silindris yang dibuat ke dalam tanah dengan diameter antara
10–30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melebihi kedalaman muka air
tanah.
Jika
sudah terbentuk lubang, kata dia, maka lubang tadi diisi dengan sampah organik
untuk mendorong terbentuknya biopori. “Biopori itu sendiri artinya adalah pori
berbentuk liang yang dibentuk oleh aktifitas fauna tanah atau akar tanaman,”
katanya, Sabtu (22/12).
Manfaat
LRB, lanjut Kamir, untuk meningkatkan laju resapan air hujan ke dalam tanah
sehingga tidak terbuang percuma yang berdampak pada banjir di permukaan tanah.
Kemudian untuk menghindari terjadinya genangan yang menyebabkan merebaknya
penyakit yang dibawa oleh nyamuk seperti penyakit DBD, malaria dan sebagainya.
Pemanfaatan
sampah organik yang dihasilkan juga dapat membantu mengatasi masalah pembuangan
sampah yang seringkali mengakibatkan pencemaran dan tersumbatnya saluran
drainase dan bersarangnya lalat, tikus yang pada akhirnya menimbulkan penyakit
seperti tipus. Selain itu, kompos yang dihasilkan dari lubang resapan tadi
tentunya dapat dijadikan pupuk pada tanaman yang ada.
LRB
dapat dibuat di dasar saluran yang semula dibuat untuk membuang air hujan
di tempat-tempat lainnya. Cara pembuatannya pun sangatlah mudah. Pertama, buat
lubang silindris ke dalam tangah dengan diameter antara 10–30 cm dan kedalaman
100 cm.
Usahakan
jarak antara lubang LRB yang satu dengan lainnya berkisar antara 50–100 cm.
Kemudian mulut lubang dapat diperkuat dengan adukan semen setebal 2–3 CM.
Selanjutnya
isi lubang LRB tadi dengan sampah organik yang berasal dari sisa tanaman yang
dihasilkan dari dedaunan, pohon, pangkasan rumput atau sampah dari rumah
tangga. Karena akan terjadi penyusutan pada sampah di lubang LRB maka kita
dapat memasukkan sampah kembali pada lubang LRB yang sama.
Jika
musim hujan hendaknya lubang LRB sering diperhatikan karena biasanya akan
banyak tanah yang menumpuk di bibir lubang maupun di lubang itu sendiri.
Bersihkan LRB dari tanah yang terbawa arus air hujan tersebut.
Kemudian,
tunggu antara 3–6 bulan maka sampah tadi sudah dapat menjadi kompos.
Selanjutnya kompos pun dapat digunakan untuk pupuk seluruh tanaman yang ada.
Silahkan mencoba di rumahnya masing-masing. Sumber: Internet
1 komentar:
Write komentaroke
ReplyEmoticonEmoticon